Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turun januari 2016 . Harga BBM jenis solar dan premium akan turun mulai januari 2016 begitu dikatakan oleh S...
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turun januari 2016. Harga BBM jenis solar dan premium akan turun mulai januari 2016 begitu dikatakan oleh Sudirman Said selaku Menteri ESDM seperti dilansir dari Republika.
Sebeumnya di di mulai Per 1 Januari 2015 Pemerintah dan Pertamina resmi menurunkan harga bensin premium menjadi Rp 7600 per liter dan solar menjadi Rp 7250 per liter. Sehingga dengan demikian mulai 1 Januari 2016 masyarakat akan membeli BBM dengan harga baru yang belum ditentukan besarannya.
Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa pemerintah menaikkan Harga BBM Bersubsidi November 2014 yang lalu jenis Bensin Premium Rp 8.500 per liter dan solar Rp 7.500 per liter.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, mengikuti tren penurunan harga minyak dunia yang terjadi saat ini maka perhitungannya menunjukkan harga BBM bisa turun. Meski begitu, berapa angka penurunan BBM nanti, Sudirman mengaku, pemerintah belum merumuskan perhitungan akhir.
"Saya kira, sebelum akhir tahun kita sudah mesti putuskan bagaimana harga BBM. Tapi, hampir dipastikan memang akan turun harga. Turunnya masih dikalkulasi, januari nanti," kata Sudirman di kantornya, Selasa.
Sementara itu Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto menjelaskan, tren harga minyak dunia yang terus turun membuat ada kemungkinan harga BBM ikut disesuaikan. Namun, Dwi tidak bisa memastikan waktu penurunan BBM tersebut. Penyesuaian harga BBMoleh Pertamina dilakukan untuk jenis BBM nonsubsidi. Sedangkan, khusus untuk harga Premium dan Solar masih dalam kewenangan pemerintah.
"Kalau tren itu kan dengan harga terus turun maka trennya harus turun. Cuma apakah Januari atau kapan akan kita bicarakan. Tapi trennya tentu turun karena memang harga minyak dunia turun," kata Dwi di Jakarta, Kamis seperti dilansir dari Republika.
Dwi mengatakan keputusan penyesuaian harga BBM tergantung dari lama periode perhitungan penyesuaian yang digunakan oleh pemerintah. Apabila menggunakan pola per satu bulan, maka Pertamina secara keekonomian sudah mendapat sedikit keuntungan dari turunnya harga minyak dunia.
Mulai Selasa (5/1/2016) ini, harga bahan bakar minyak (BBM) diturunkan. Pungutan dana ketahanan energi yang tadinya akan diberlakukan pun ditunda.
Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto mengatakan, harga solar akan turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650. Harga premium untuk non-Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 6.950, sedangkan harga premium untuk Jamali turun dari Rp 7.400 menjadi Rp 7.050.
Sebelumnya, pemerintah akan menerapkan pungutan DKE sebesar Rp 200-Rp 300 per liter sehingga harga premium menjadi Rp 7.150 dan solar menjadi Rp 5.950. (Baca: Harga Premium Turun Jadi Rp 7.150, Solar Jadi Rp 5.950)
"Di luar yang ditetapkan pemerintah, Pertamina juga akan menurunkan produk-produk yang lain," kata Dwi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin
Namun, untuk tiga bulan dan enam bulan, keuntungan penjualan Premium masih tercatat minus.
Keputusan penurunan harga BBM di awal tahun januari 2016, mengingat harga minyak dunia yang terus mengalami penurunan sejak beberapa waktu lalu.
Pemerintah akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Januari 2016 mendatang.
"Insya Allah turun Januari, kan kalau harga BBM turun ekonomi juga membaik di Indonesia," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja usai menghadiri acara "Pertamina Refining Day 2015" di Jakarta, Selasa seperti dilansir dari Kompas.
Ia tidak menyebutkan secara spesifik berapa angka penurunan harga BBM. Namun Puja mengatakan, setelah adanya perhitungan-perhitungan, harga BBM bisa turun karena dampak penurunan harga minyak dunia.
"Untuk berapanya, nanti biar Menteri ESDM yang sampaikan, yang jelas angka sudah sesuai perhitungan dan ada parameternya," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto menyebutkan harga BBM terbaru akan ditentukan setelah menunggu kondisi terakhir bulan Desember 2015 terkait penurunan harga minyak dunia.
"Harga minyak dunia memang turun, tetapi pada kondisi saat ini dolar juga sedang menguat terhadap rupiah, jadi tidak bisa dilakukan penurunan BBM begitu saja," kata Dwi usai menghadiri acara "Pertamina Refening Day 2015".
PT Pertamina (Persero) menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) RON 92 atau Pertamax, dan Pertalite, masing-masing Rp 200 per liter dan Rp 250 per liter.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, penurunan harga dua BBM tersebut disebabkan penurunan rata-rata harga bahan bakar RON 92 di pasar dunia dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Pertamax dari Rp 8.650 per liter menjadi Rp 8.450 per liter. Pertalite turun dari Rp 8.200 per liter menjadi Rp 7.950 per liter," kata Ahmad seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca juga : Daftar Harga Lengkap Update BBM Turun 2016 Premium Solar Pertamax Pertalite dan Gas Elpiji 12 Kg.
Di sisi lain pemerintah dan PLN juga akan menaikkan TDL di Januari 2016 ini pula. Baca informasinya pada pemberitaan berikut ini : TDL Naik Mulai Tahun 2016 pada 12 golongan pemakai listrik di Indonesia.
Sebeumnya di di mulai Per 1 Januari 2015 Pemerintah dan Pertamina resmi menurunkan harga bensin premium menjadi Rp 7600 per liter dan solar menjadi Rp 7250 per liter. Sehingga dengan demikian mulai 1 Januari 2016 masyarakat akan membeli BBM dengan harga baru yang belum ditentukan besarannya.
Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa pemerintah menaikkan Harga BBM Bersubsidi November 2014 yang lalu jenis Bensin Premium Rp 8.500 per liter dan solar Rp 7.500 per liter.
Harga Baru BBM Bersubsidi Solar Premium Tahun 2016
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, mengikuti tren penurunan harga minyak dunia yang terjadi saat ini maka perhitungannya menunjukkan harga BBM bisa turun. Meski begitu, berapa angka penurunan BBM nanti, Sudirman mengaku, pemerintah belum merumuskan perhitungan akhir.
"Saya kira, sebelum akhir tahun kita sudah mesti putuskan bagaimana harga BBM. Tapi, hampir dipastikan memang akan turun harga. Turunnya masih dikalkulasi, januari nanti," kata Sudirman di kantornya, Selasa.
Sementara itu Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto menjelaskan, tren harga minyak dunia yang terus turun membuat ada kemungkinan harga BBM ikut disesuaikan. Namun, Dwi tidak bisa memastikan waktu penurunan BBM tersebut. Penyesuaian harga BBMoleh Pertamina dilakukan untuk jenis BBM nonsubsidi. Sedangkan, khusus untuk harga Premium dan Solar masih dalam kewenangan pemerintah.
"Kalau tren itu kan dengan harga terus turun maka trennya harus turun. Cuma apakah Januari atau kapan akan kita bicarakan. Tapi trennya tentu turun karena memang harga minyak dunia turun," kata Dwi di Jakarta, Kamis seperti dilansir dari Republika.
Dwi mengatakan keputusan penyesuaian harga BBM tergantung dari lama periode perhitungan penyesuaian yang digunakan oleh pemerintah. Apabila menggunakan pola per satu bulan, maka Pertamina secara keekonomian sudah mendapat sedikit keuntungan dari turunnya harga minyak dunia.
Mulai Selasa (5/1/2016) ini, harga bahan bakar minyak (BBM) diturunkan. Pungutan dana ketahanan energi yang tadinya akan diberlakukan pun ditunda.
Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto mengatakan, harga solar akan turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650. Harga premium untuk non-Jamali (Jawa, Madura, dan Bali) turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 6.950, sedangkan harga premium untuk Jamali turun dari Rp 7.400 menjadi Rp 7.050.
Sebelumnya, pemerintah akan menerapkan pungutan DKE sebesar Rp 200-Rp 300 per liter sehingga harga premium menjadi Rp 7.150 dan solar menjadi Rp 5.950. (Baca: Harga Premium Turun Jadi Rp 7.150, Solar Jadi Rp 5.950)
"Di luar yang ditetapkan pemerintah, Pertamina juga akan menurunkan produk-produk yang lain," kata Dwi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin
Namun, untuk tiga bulan dan enam bulan, keuntungan penjualan Premium masih tercatat minus.
Kebijaksanaan Penurunan Harga BBM Tahun 2016
Keputusan penurunan harga BBM di awal tahun januari 2016, mengingat harga minyak dunia yang terus mengalami penurunan sejak beberapa waktu lalu.
Pemerintah akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Januari 2016 mendatang.
"Insya Allah turun Januari, kan kalau harga BBM turun ekonomi juga membaik di Indonesia," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja usai menghadiri acara "Pertamina Refining Day 2015" di Jakarta, Selasa seperti dilansir dari Kompas.
Ia tidak menyebutkan secara spesifik berapa angka penurunan harga BBM. Namun Puja mengatakan, setelah adanya perhitungan-perhitungan, harga BBM bisa turun karena dampak penurunan harga minyak dunia.
"Untuk berapanya, nanti biar Menteri ESDM yang sampaikan, yang jelas angka sudah sesuai perhitungan dan ada parameternya," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto menyebutkan harga BBM terbaru akan ditentukan setelah menunggu kondisi terakhir bulan Desember 2015 terkait penurunan harga minyak dunia.
"Harga minyak dunia memang turun, tetapi pada kondisi saat ini dolar juga sedang menguat terhadap rupiah, jadi tidak bisa dilakukan penurunan BBM begitu saja," kata Dwi usai menghadiri acara "Pertamina Refening Day 2015".
Harga Pertamax Turun Rp 200 Per Liter, Pertalite Rp 250 Per Liter
PT Pertamina (Persero) menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) RON 92 atau Pertamax, dan Pertalite, masing-masing Rp 200 per liter dan Rp 250 per liter.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, penurunan harga dua BBM tersebut disebabkan penurunan rata-rata harga bahan bakar RON 92 di pasar dunia dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Pertamax dari Rp 8.650 per liter menjadi Rp 8.450 per liter. Pertalite turun dari Rp 8.200 per liter menjadi Rp 7.950 per liter," kata Ahmad seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca juga : Daftar Harga Lengkap Update BBM Turun 2016 Premium Solar Pertamax Pertalite dan Gas Elpiji 12 Kg.
Di sisi lain pemerintah dan PLN juga akan menaikkan TDL di Januari 2016 ini pula. Baca informasinya pada pemberitaan berikut ini : TDL Naik Mulai Tahun 2016 pada 12 golongan pemakai listrik di Indonesia.
COMMENTS