Lima nama pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 berdasarkan hasil voting Komisi III DPR RI. Berikut profil biografi...
Lima nama pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 berdasarkan hasil voting Komisi III DPR RI. Berikut profil biografi pimpinan KPK baru dan terpilih 2015-2019.
Pemilihan pimpinan KPK yang baru ini adalah melalui mekanisme voting anggota DPR dan surat suara sah hanya berjumlah 54 kertas suara. Dari lima nama yang terpilih, dua pejabat lama KPK, Johan Budi dan Busyro Muqoddas tidak termasuk diantaranya.
Berikut nama pimpinan KPK yang baru terpilih yaitu :
Komisi III DPR telah menggelar pemungutan suara tahap kedua untuk menentukan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 dan hasilnya Mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), yaitu Agus Raharjo, terpilih sebagai ketua.
Sebanyak 54 anggota dan pimpinan Komisi III DPR hadir dalam pemungutan suara tersebut. Agus mendapat 44 suara, sementara 10 suara sisanya didapat Irjen Pol Basariah Panjaitan
Berikut ini profil biografi perjalanan karir latar belakangan pendidikan riwayat pekerjaan pimpinan KPK baru 2015
Agus Raharjo (59 tahun).
Agus Rahardjo merupakan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Agus Raharjo hingga Juli 2015. Dalam seleksi pimpinan KPK, Agus Raharjo mengklaim hanya memiliki Rp 20 Juta dari 4 Rekening. Bahkan ia menyebutkan harus berutang ke Bank untuk menikahkan anaknya.
Agus Raharjo memulai karirnya sebagai PNS saat menjabat staf perencanaan pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Seiring waktu, kariernya terus menanjak. Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk LKPP pada 2007, Agus ditunjuk menjadi kepalanya.
Pendidikan terakhir adalah S2 Manajemen dari Arthur D. Little Management Education Institute, AS.
Irjen Pol. Basaria Panjaitan (58 tahun)
Basaria Panjaitan merupakan satu-satunya perempuan dalam pimpinan KPK. Jabatan terakhirnya adalah Widyaismara Madya Sespimti Polri (2010 – sekarang). Sebelumnya ia tercatat sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan – Penyidik Utama Tk. I (2009), Kepala Pusat Provos Divpropam Polri (2009 – 2010); dan Kepala Biro Bekum Sdelog di Polri (2010).
Basaria merupakan alumni dari Universitas Jayabaya, Akuntansi, di Jakarta (lulus 1982); S1: STIH IBLAM, Hukum Pidana, di Jakarta (lulus 2003); Pendidikan terakhir S2 UI, Hukum Ekonomi, di Depok (lulus 2007).
Basaria Panjaitan lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 20 Desember 1957 juga tercatat sebagai polwan pertama yang berpangkat Irjen yang diperolehnya pada Oktober 2015 lalu.
Alexander Marwata (48 tahun)
Alexander Marwata merupakan hakim ad hoc Pengadilan Tipikor dari masyarakat umum. Dalam karirinya sebagai hakim adhock, Alexander Marwata kerap menyatakan dissenting opinion atau pendapat berbeda dari hakim lainnya.
Pengalaman karirinya adalah 4 tahun sebagai hakim tipikor dan 20 tahun sebagai auditor yang dianggap sebagai bekal penting baginya di KPK. KPK menjadi pernah menjadi auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dan memiliki Certified Fraud Examiner (CFE), sertifikasi internasional bagi spesialis pencegahan dan pemberantasan penipuan.
Saut Situmorang (56 tahun)
Saut Situmorong dikenal sebagai Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) maklum saja, ia telah berkarir di BIN selama lebih dari 20 tahun. Saut Situmorang juga aktif sebagai dosen S2 Kajian Strategik Intelijen Universitas Indonesia sejak 2004.
Sebelumnya, Saut Situmorang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris III KBRI Singapura (1997 – 2001) dan Direktur Monitoring dan Surveillance, BIN (2011-2014) sebelumnya akhirnya menjadi staf Ahli.
Saut juga tercatat sebagai Direktur PT Indonesia Cipta Investama yang diakuinya hanya sebagai cover atau penyamaran saja. Saut merupakan alumni dari S1 Univ. Padjadjaran, Fisika, di Bandung (lulus 1985), S2: Univ. Krisnadwipayana, Manajemen, di Jakarta (lulus 2004) dan Pendidikan terakhir adalah S3: Univ. Persada Indonesia, Manajemen SDM, di Jakarta (lulus 2014).
Laode Muhammad Syarif (50 tahun)
Laode Muhammad Syarif merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar. Ia juga tercatat sebagai Spesialis Pendidikan dan Pelatihan pada Proyek Pengendalian Korupsi Indonesia yang didanai oleh USAID.
Tak hanya itu, Laode Muhammad Syarif juga perancang kurikulum dan pelatih utama dari Kode Etik Hakim dan Pelatihan Hukum Lingkungan Hidup di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Pengalaman Laode Muhammad Syarif dibidang hukum lingkungan juga terlihat dimana dirinya merupakan salah satu anggota komite Akademi Lingkungan Hidup IUCN dalam bidang pengajaran dan pengembangan kapasitas.
Walau Hukum lingkungan hidup merupakan konsen utamanya, tetapi Laode Muhammad Syatif juga memiliki pengalaman luas dalam reformasi peradilan dan isu-isu yang berkaitan dengan korupsi di Indonesia.
Laode Muhammad Syarif memiliki gelar sarjana hukum dari Unhas, LL.M dari Queensland University of Technology, Brisbane, dan Ph.D dalam hukum lingkungan hidup internasional dari Universitas of Sydney.
Pemilihan pimpinan KPK yang baru ini adalah melalui mekanisme voting anggota DPR dan surat suara sah hanya berjumlah 54 kertas suara. Dari lima nama yang terpilih, dua pejabat lama KPK, Johan Budi dan Busyro Muqoddas tidak termasuk diantaranya.
Berikut nama pimpinan KPK yang baru terpilih yaitu :
- Agus Rahardjo. Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan.
- Basaria Panjaitan. Widyaiswara Madya Sespimti Polri.
- Alexander Marwata. Hakim ad hoc Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
- Saut Situmorang. Staf ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
- Laode Syarif. Akademisi Universitas Hasanuddin
Agus Rahardjo Ketua KPK Terpilih
Komisi III DPR telah menggelar pemungutan suara tahap kedua untuk menentukan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 dan hasilnya Mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), yaitu Agus Raharjo, terpilih sebagai ketua.
Sebanyak 54 anggota dan pimpinan Komisi III DPR hadir dalam pemungutan suara tersebut. Agus mendapat 44 suara, sementara 10 suara sisanya didapat Irjen Pol Basariah Panjaitan
Berikut ini profil biografi perjalanan karir latar belakangan pendidikan riwayat pekerjaan pimpinan KPK baru 2015
Agus Raharjo (59 tahun).
Agus Rahardjo merupakan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Agus Raharjo hingga Juli 2015. Dalam seleksi pimpinan KPK, Agus Raharjo mengklaim hanya memiliki Rp 20 Juta dari 4 Rekening. Bahkan ia menyebutkan harus berutang ke Bank untuk menikahkan anaknya.
Agus Raharjo memulai karirnya sebagai PNS saat menjabat staf perencanaan pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Seiring waktu, kariernya terus menanjak. Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk LKPP pada 2007, Agus ditunjuk menjadi kepalanya.
Pendidikan terakhir adalah S2 Manajemen dari Arthur D. Little Management Education Institute, AS.
Irjen Pol. Basaria Panjaitan (58 tahun)
Basaria Panjaitan merupakan satu-satunya perempuan dalam pimpinan KPK. Jabatan terakhirnya adalah Widyaismara Madya Sespimti Polri (2010 – sekarang). Sebelumnya ia tercatat sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan – Penyidik Utama Tk. I (2009), Kepala Pusat Provos Divpropam Polri (2009 – 2010); dan Kepala Biro Bekum Sdelog di Polri (2010).
Basaria merupakan alumni dari Universitas Jayabaya, Akuntansi, di Jakarta (lulus 1982); S1: STIH IBLAM, Hukum Pidana, di Jakarta (lulus 2003); Pendidikan terakhir S2 UI, Hukum Ekonomi, di Depok (lulus 2007).
Basaria Panjaitan lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 20 Desember 1957 juga tercatat sebagai polwan pertama yang berpangkat Irjen yang diperolehnya pada Oktober 2015 lalu.
Alexander Marwata (48 tahun)
Alexander Marwata merupakan hakim ad hoc Pengadilan Tipikor dari masyarakat umum. Dalam karirinya sebagai hakim adhock, Alexander Marwata kerap menyatakan dissenting opinion atau pendapat berbeda dari hakim lainnya.
Pengalaman karirinya adalah 4 tahun sebagai hakim tipikor dan 20 tahun sebagai auditor yang dianggap sebagai bekal penting baginya di KPK. KPK menjadi pernah menjadi auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dan memiliki Certified Fraud Examiner (CFE), sertifikasi internasional bagi spesialis pencegahan dan pemberantasan penipuan.
Saut Situmorang (56 tahun)
Saut Situmorong dikenal sebagai Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) maklum saja, ia telah berkarir di BIN selama lebih dari 20 tahun. Saut Situmorang juga aktif sebagai dosen S2 Kajian Strategik Intelijen Universitas Indonesia sejak 2004.
Sebelumnya, Saut Situmorang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris III KBRI Singapura (1997 – 2001) dan Direktur Monitoring dan Surveillance, BIN (2011-2014) sebelumnya akhirnya menjadi staf Ahli.
Saut juga tercatat sebagai Direktur PT Indonesia Cipta Investama yang diakuinya hanya sebagai cover atau penyamaran saja. Saut merupakan alumni dari S1 Univ. Padjadjaran, Fisika, di Bandung (lulus 1985), S2: Univ. Krisnadwipayana, Manajemen, di Jakarta (lulus 2004) dan Pendidikan terakhir adalah S3: Univ. Persada Indonesia, Manajemen SDM, di Jakarta (lulus 2014).
Laode Muhammad Syarif (50 tahun)
Laode Muhammad Syarif merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar. Ia juga tercatat sebagai Spesialis Pendidikan dan Pelatihan pada Proyek Pengendalian Korupsi Indonesia yang didanai oleh USAID.
Tak hanya itu, Laode Muhammad Syarif juga perancang kurikulum dan pelatih utama dari Kode Etik Hakim dan Pelatihan Hukum Lingkungan Hidup di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Pengalaman Laode Muhammad Syarif dibidang hukum lingkungan juga terlihat dimana dirinya merupakan salah satu anggota komite Akademi Lingkungan Hidup IUCN dalam bidang pengajaran dan pengembangan kapasitas.
Walau Hukum lingkungan hidup merupakan konsen utamanya, tetapi Laode Muhammad Syatif juga memiliki pengalaman luas dalam reformasi peradilan dan isu-isu yang berkaitan dengan korupsi di Indonesia.
Laode Muhammad Syarif memiliki gelar sarjana hukum dari Unhas, LL.M dari Queensland University of Technology, Brisbane, dan Ph.D dalam hukum lingkungan hidup internasional dari Universitas of Sydney.
COMMENTS